Berikut adalah contoh makalah Konsep Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
MENDESKRIPSIKAN
KONSEP DIRI SENDIRI DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA
INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MAKALAH
Sebagai
Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah
Jurusan
pendidikan Bahasa dan Seni
Oleh
:
DANANG IRAWAN
NPM.
088201010455
SEKOLAH
TINGGI .................
......................... – ..................
MEI
2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya
yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: DANANG IRAWAN
NPM : 08820010455
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Seni
Program
Studi : Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah
Judul
Makalah : “Mendeskripsikan Konsep Diri Sendiri
dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa
makalah yang tulis ini benar-benar merupakn hasil karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan/plagiasi atau pengambialihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil pikiran saya sendiri atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.
Atas pernyataan ini sya siap menanggung
risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan
pelanggaran terhadap etika Keilmuan dalam karya saya ini atau tuntutan/klaim
yang dapat dibuktinan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
........................, Mei 2016
Yang Membut Pernyataan
DANANG IRAWAN
NPM :
0882010455
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala nikmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ilmiah ini berjudul
Mendeskripsikan Konsep Diri Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia disekolah
Menengah Pertama. Selesainya makalah ilmiah ini atas izin Allah SWT dan atas
kemudahan yang dberikan melalui bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian laporan ini.
Disadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini dimasa yang akan
datang.
............................., Mei
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
SAMPUL
MAKALAH ................................................................................ i
LOGO
MAKALAH...................................................................................... ii
HALAMAN
PERSETUJUAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN
KEASLIAN TULISAN ................................................... iii
ABSTRAK
....................................................................................................
KATA
PENGANTAR................................................................................... iv
DAFTAR
ISI................................................................................................. v
I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar
Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Masalah
Pokok / Pokok Masalah ............................................ 2
1.3. Tujuan
Penulisan ...................................................................... 2
II.
PENGERTIAN DIRI DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA
................................................................ 3
2.1. Pengertian
Konsep Diri dan Faktor yang Mempengaruhinya... 3
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri ..................... 11
2.3. Deskripsi
Tentang Konsep Diri dalam Bahasa Indonesia......... 14
2.4. Hubungan
Konsep Diri dalam Pembelajaran
Bahasa
Indonesia...................................................................... 18
III.
PENUTUP......................................................................................... 21
3.1. SIMPULAN
............................................................................ 21
3.2. SARAN
................................................................................... 21
DAFTAR
RUJUKAN
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Konsep diri
adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang Ddiketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Menurut Asyanti, S.,
Sofiati, M., Sudardjo (2002:24) Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang
tentang dirinya. Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki
orang tentang diri mereka sendiri, karakteristik fisik, psikologi, sosial,
emosional, aspirasi dan prestasi. Sedangkan Prestasi belajar adalah suatu
istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
belajar setelah mengikuti proses belajar dan program yang telah ditentukan.
Menurut
Davidoff, L.L. (1981:32) Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya
sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya,
isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh
terhadap orang lain. Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang
tentang keadaan dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai
oleh individu yang bersangkutan. Konsep diri berkembang dari pengalaman
seseorang tentang berbagai hal mengenai diri sejak kecil, terutama yang
berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Konsep diri mula-mula
terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirannya oleh
keluarga. Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi
sikap-sikap tertentu dan ayah-ibu-kakak dan adik ataupun orang lain dilingkup
kehidupan, akan berkembang konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang pada mulanya
berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai. Perasaan ini yang menjadi
landasan dan pandangan, penilalan, atau bayangan seseorang mengenai diri sendiri
yang keseluruhannya disebut proses pembentukan ego. Untuk mengembangkan ego
atau diri (self) yang sehat adalah dengan memberikan kasih sayang yang cukup dan dengan cara orang
tua menunjukkan sikap menerima anaknya dengan segala kelebihan dan kekurangan,
terutama pada tahun-tahun pertama perkembangan.
1.2
Masalah
Pokok / Topik Masalah
Masalah
yang dibahas adalah tentang pengertian konsep diri, faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tentang
pengertian konsep diri, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
II.
PENGERTIAN
KONSEP DIRI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
2.1. Pengertian Konsep Diri dan Faktor yang mempengaruhinya
Konsep diri adalah
semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart
dan Sudeen, 1998:45). Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuan, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginan. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986:59)
menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang secara utuh, baik
fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual.
Konsep diri adalah
potret diri mental atau keseluruhan pandangan tentang diri sendiri. Bagaimana
seseorang melihat, menilai, menyikapi dirinya sendiri. Menurut Stuart dan
Sudeen (1998:55) Dalam dinamikanya, konsep diri dipilah menjadi dua, yaitu
konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1. Konsep
diri positif ialah pengetahuan yang lapang dan luas tentang diri sendiri, dapat
menerima diri apa adanya, dengan segala kekuatan dan kelemahan. Tidak cemas
menghadapi informasi baru (baik/ buruk) tentang diri.
2. Konsep
diri negatif, adalah pengetahuan tentang diri tidak tepat, terlalu sempit,
harapan-harapannya tidak masuk akal, baik dibawah standar maupun terlalu diatas
standar.
Menurut CB Yung (2005:33) menjelaskan
bahwa kepribadian berasal dari kata yang berasal dari kata Persona (Bhs. Latin)
yang berarti kedok atau topeng.
v Topeng
sering dipakai oleh pemain panggung untuk menggambarkan perilaku / pribadi
seseorang yang baik ataupun yang buruk.
v Misal
seseorang yang berperilaku yang buruk, serakab, angkara murka akan ditopengkan
dengan gambar raksasa.
v Sedang
pribadi seseorang yang berperilaku berbudi luhur, suka menolong, berani
berkorban akan ditopengkan dengan gambar kesatria.
v Dalam
kehidupan masyarakat banyak orang memakai topeng untuk mendapatkan kedudukan,
penghasilan, prestasi dsb meskipun perbuatan itu tidak sesuai dengan hakekat
kepribadiannya.
v Hakekat
hidup manusia selalu memakai topeng untuk menutupi kehidupan batiniah (pendapat
CB. Yung, 2005:34), maka ia tidak akan pernah berlaku wajar sehingga tidak
mengenai siapakah dirinya, apa bakat dan kemampuannya dan apa pula
kelemahannya.
v Tetapi
apabila seseorang mau melepaskan topengnya maka ia akan melihat siapa dirinya
dengan segala kekuatan dan kelemahannya dan bakatnya sehingga ia akan menemukan
ketenangan hidupnya.
v Jadi
kepribadian (personality) adalah merupakan suatu kebulatan, kebulatan itu
bersifat kompleks.
v Kompleksnya
karena banyak faktor-faktor dalam dan faktor-faktor luar yang menentukan atau
suatu totalitas yang kompleks dan individu yang nampak dalam tingkah lakunya.
v fungsi
batin terhadap pembentukan kepribadian batin atau hati nurani akan berfungsi
sebagai hakim yang adil, sebagai pengontrol yang kritis sehingga manusia sering
mengalami konflik batiniah yang menimbulkan rasa tanggung jawab seseorang,
bertindak yang mendorong manusia untuk segera minta maaf apabila bersalah.
v Terlalu
sering melakukan perbuatan yang bententangan dengan suara batin, didalam
kehidupan sadar hanya akan menyebabkan pecahnya pribadi seseorang yang
menimbulkan konflik jiwa.
v Perpecahan
jiwa ini kalau dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan timbulnya suatu
penyakit yang oleh Stekel disebut psikhoneurosa.
Berdasarkan konsep diatas
disimpulkan bahwa kepribadian seseorang sangat mempengaruhi terhadap diri siswa
dalam pembelajaran di sekolah.
Natawidjaya (1979:102)
menjelaskan bahwa konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya,
kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan
hubungannya dengan orang lain.
Konsep diri merupakan
bagian penting dalam perkembangan kepribadian. Seperti dikemukakan oleh Rogers
(dalam Halla & Lindzey, 1985:214) bahwa konsep kepribadian yang paling
utama adalah diri. Diri (self) berisi ide-ide, persepsi-persepsi dan
nilai-nilai yang mencakup kesadaran tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan
representasi diri yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal,
pengalaman, peran dan status sosial.
Secara umum, Greenwald
et al., (dalam Campbell 1996:63) menjelaskan bahwa konsep diri sebagai suatu
organisasi dinamis didefinisikan sebagai skema kognitif tentang diri sendiri
yang mencakup sifat-sifat, Nilai-nilai, peristiwa-peristiwa, dan memori
semantik tentang diri sendiri serta kontrol terhadap pengolahan informasi diri yang
relevan. Secara lebih luas, konsep diri dirumuskan sebagai skema kognitif atau
pandangan dan penilaian tentang diri sendiri yang mencakup atribut-atribut
spesifik yang terdiri atas komponen pengetahuan dan komponen evaluatif.
Komponen pengetahuan termasuk sifat-sifat dan karakteristik fisik, sedangkan
komponen evaluatif termasuk peran, nilai-nilai, kepercayaan diri, harga diri dan
evaluasi diri global.
Konsep diri mengandung
makna penerimaan diri dan identitas diri yang merupakan konsepsi inti yang
relatif stabil (Sullivan, dalam Leonard, 1995:34), namun dalam situasi interaksi
sosial konsep diri bersifat dinamis (Capon & Owens, 2001:90), persepsi
terhadap diri sendiri yang didasarkan pada pengalaman dan interprestasi
terhadap diri dan lingkungan dan struktur yang bersifat multidimensional
berkaitan dengan konsepsi atau penilaian individu tentang diri sendiri. Konsep diri
menggambarkan pengetahuan tentang diri sendiri yang mencakup diri jasmaniah, diri
sosial dan diri spiitual. Konsep diri jasmaniah mencakup keadaan fisik, fungsi
dan penampilan fisik. Konsep diri sosial mencakup kecenderungan untuk menjalin
persahabatan atau mengembangkan hubungan dengan orang lain. Konsep diri spiritual
mencakup keseluruhan kapasitas psikis, keadaan-keadaan, dan disposisi
seseorang.
Konsep diri dapat
mempengaruhi persepsi individu tentang lingkungan sekitar dan perilakunya,
sebagaimana dikemukakan oleh Jiang (2000:43) bahwa perkembangan konsep diri dan
percaya diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap perkembangan
sosial. Siswa yang memiliki konsep positif menjadi tidak cemas dalam menghadapi
situasi baru, mampu bergaul dengan teman-teman seusianya, lebih koperatif dan
mampu mengikuti aturan dan norma-norma yang berlaku. Bahkan, siswa yang
mempunyai konsep diri positif secara nyata mampu mengatà si problem dalam
kehidupan keseharian, cenderung lebih independent, percaya diri dan bebas dari
karakteristik yang tidak diinginkan seperti kecemasan, kegelisahan, perasaan
takut yang berlebihan, dan perasaan kesepian (Taylor, dalam Jiang, 2000:31).
Konsep diri merupakan
filter dan mekanisme yang mewarnai pengalaman keseharian. Siswa yang menunjukan
konsep diri yang rendah atau negatif, akan memandang dunia sekitarnya secara
negatif Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang tinggi atau positif,
cenderung memandang lingkungan sekitarnya secara positif. Dengan demikian,
sudah menjadi konsesus umum bahwa konsep diri positif menjadi factor penting
dalam berbagai situasi psikologis dan pendidikan.
Konsep diri sebagai
pandangan yang dimiliki setiap orang mengenai dirinya yang terbentuk, baik
melalui pengalaman maupun pengamatan terhadap diri sendiri, baik konsep diri secara
umum (general self - concept) maupun konsep diri secara spesifik termasuk
konsep diri dalam kaitannya dengan bidang akademik, karier, atletik, dan
kemampuan artistik, dan fisik. Konsep diri merupakan verifikasi diri,
konsistensi diri, dan kompleksitas diri yang terbuka untuk interprestasi
sehingga secara umum berkaitan dengan pembelajaran (Black & Bomholt,
2000:15).
Menurut Prof.Dr.H.Djaali
(2012:129) konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut
apa yang ia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya,
serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Di sini
konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya
sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu
bersangkutan. Konsep diri berkembang dan pengalaman seseorang tentang berbagai
hal mengenai dirinya sejak ia kecil, terutama yang berkaitan dengan perilakuan
orang lain terhadap diriya.
Konsep diri seseorang
mula-mula terbentuk dan perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirannya
oleh keluarga. Melalui perlakuan yang berulang-ulang dan setelah menghadapi
sikap-sikap tertentu dan ayah-ibu-kakak dan adik ataupun orang lain di lingkup
kehidupannya, akan berkembang konsep diri seseorang. Konsep diri ini yang pada
mulanya berasal dari perasaan dihargai atau tidak dihargai. Perasaan inilah
yang menjadi landasan dari pandangan, penilaian atau bayangan seseorang
mengenai dirinya sendiri yang keseluruhannya disebut konsep diri. Dalam teori Psikoanalisis,
proses perkembangan konsep diri disebut proses pembentukan ego (the process of
ego formation). Menurut aliran ini, ego yang sehat adalah ego yang dapat
mengontrol dan mengarahkan kebutuhan primitive (dorongan libido) supaya setara
dengan dorongan dan super ego serta tuntutan lingkungan.
Mengacu pada pengertian
konsep diri, selanjutnya dapat dirumuskan bahwa konsep diri merupakan gambaran diri,
penilaian diri, dan penerimaan diri yang bersifat dinamis, terbentuk melalui
persepsi dan interprestasi terhadap diri
sendiri dan lingkungan, mencakup konsep diri umum (general sel-concept) dan
konsep diri spesifik (specifil self-concept) termasuk konsep diri akademis,
sosial dan fisik.
Konsep diri juga
merupakan gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri
sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F
Calhoun,1995:90). Pengertian konsep diri menurut Rahmat (1996:125) yaitu Konsep
diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat
psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif,
tetapi juga penilaian kita. Pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu
pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk
melalui kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman pengalaman
dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan
oleh seseorang yang beranti dalam kehidupannya.
Menurut Hurlock
(1994:88) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image) individu mengenai
karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional,
aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995 :2) berpendapat bahwa
konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan
berperilaku negatif atau tidak, sebab peilaku negatif merupakan perwujudan
adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri. Apabila seseorang remaja
gagal dalam pencapaian harga diri, maka ia akan merasa kecewa terhadap keadaan diri
dan lingkungannya. Ia akan memandang dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya
apabila seorang remaja berhasil dalam mencapai harga dirinya, maka ia akan
merasa puas dengan dirinya maupun terhadap lingkungannya. Hal ini akan membuat
ia bersikap positif terhadap dirinya.
Persepsi mengenai
tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu pemahaman
mengenai konsep diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna untuk
meramalkan bagaimana seseorang itu akan beitindak.
Ada tiga alasan
pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara
R Pudjijogyanti (1995:5) sebagai berikut :
1. Konsep
diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul
perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertentangan sam
sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan. Untuk
menyeimbangkan dan menghilangkan ketidakselarasan tersebut, individu akan
mengubah perilakunya.
2. Seluruh
sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam
menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara
individu yang salu dengan individu lainnya dikarenakan masing-masing individu
mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
3. Konsep
diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dari konsep
diri. Sikap dan pandangan negatif terhadap kemampuan diri akan menyebabkan
individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.
Berdasarkan konsep
diatas disimpulkan bahwa konsep diri merupakan peranan penting dalam menentukan
sikap siswa saat mempelajani bahasa Indonesia. Setiap individu pasti mempunyai
konsep diri pada sikap masing-masing.
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsep Diri
Menurut
Friedman (1997:44) Secara umum, konsep diri sebagai gambaran tentang diri sendiri
dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu dengan lingkungan sekitar,
pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam kehidupan keseharian.
Sebagaimana halnya dalam perkembangan pada umumnya, keluarga, khususnya orang
tua berperan penting dalam perkembangan konsep diri anak. Konsep diri terbentuk
dan atau berkembang secara gradual dalam proses pengasuhan termasuk interaksi
interpersonal antara ibu anak.
Selanjutnya,
Friedman (1997:51) menjelaskan bahwa pengasuhan orang tua berdampak pada
konstruk psikologis anak. Model pengasuhan yang permisif dan otoriter cenderung
mengakibalkan konsep diri dan kompetensi sosial yang rendah. Pengasuhan dengan
model orotitatif cenderung menghasilkan konsep diri, kompetensi sosial dan
independensi yang tinggi. Hal ini dimungkinkan karena orang tua yang otoritatif
di sampmg melakukan kontrol, namun juga memberikan kebebasan sehingga anak
dapat pula menerima dirinya dan mengembangkan konsep diri yang positif Orang
tua sebagai model berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri anak. Sebagai
contoh, orang tua yang senantiasa memandang dirinya secara negatif dan
mengekspresikan perasaan-perasaan negatifnya akan berpengaruh negatif pula
terhadap perkembangan konsep diri anak. Demikian pula jika orang tua sering
memberikan label negatif seperti jelek atau bodoh, misalnya, maka pada akhirnya
anak akan mempercayai penilaian negatif tersebut dan memandang dirinya secara
negatif. Sebaliknya, jika orang tua menekankan penilaian secara positif, maka
penilaian terebut berpengaruh positif pula terhadap konsep diri, bahkan dapat
mereduksi sikap dan perilaku negatif anak (Myers-Walls, et al, 2000:35).
Berdasarkan
telaah deskriptif dan analisis empiris mengenai konsep diri dapat dikemukakan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi konsep diri siswa mencakup faktor keadaan
fisik dan penilaian orang lain mengenai fisik individu; faktor keluarga
termasuk pengasuhan orang tua, pengalaman perilaku kekerasan, sikap saudara,
dan status sosial ekonomi, dan faktor lingkungan sekolah.
Menurut
Stuart dan Sudeen (1998:71) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan (persepsi diri sendiri),
untuk lebih jelasnya mari kita baca lebih lanjut tentang “Faktor yang
mempengaruhi Konsep diri” berikut ini :
1. Teori perkembangan
Dalam
melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan
berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman
atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan
interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau
masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant Other (orang yang
terpenting atau yang terdekat)
Konsep
diri dipelajani melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri
melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan
interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi
orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya,
pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya
dan sosialisasi.
3. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Persepsi
diri sendiri yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaian, serta
persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu.
Ide
pokok dan teori-teori Rogers (2001:25) yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri
sendiri untuk mengetahui diri, menentukan hidup, dan menangani masalah-masalah
fisik asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk aktualisasi diri.
Rogers
(2001:26) menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Menurut Hunlock (1999) konsep diri adalah
pandangan individu mengenal dirinya. Konsep diri tersebut terdiri dari dua
komponen, yaitu konsep diri sebenarnya dan konsep diri ideal. Konsep diri sebenamya
adalah gambaran mengenai diri, sedangkan konsep diri ideal adalah gambaran
individu mengenai kepribadian yang diinginkannya. Terdapat dua aspek konsep diri,
yaitu fisik dan psikologis.
2.3 Deskripsi Tentang Konsep Diri dalam
Bahasa Indonesia
Menurut
Asyanti, S., Sofia ti, M., Sudardjo (2002 : 24) Konsep diri adalah gambaran
yang dimiliki orang tentang diri. Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan
yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri, karakteristik fisik,
psikologi, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi. Sedangkan Prestasi belajar
adalah suatu istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan belajar setelah mengikuti proses belajar dari program yang telah
ditentukan.
Menurut
Davidoff, L.L (1981:32) Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang diri sendiri
yang menyangkut apa yang diketahui dan dirasakan tentang perilakunya, isi
pikiran dan perasaan, serta bagaimana perilaku tersebut berpengaruh terhadap
orang lain. Di sini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang
keadaan diri sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh
individu yang bersangkutan.
Natawidjaya
(1979:102) menjelaskan bahwa konsep diri adalah persepsi individu tentang
dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan
hubungannya dengan orang lain.
Rogers
dalam Halla & Lindzey, (1985:214) bahwa konsep kepribadian yang paling
utama adalah diri. Diri (self) berisi ide-ide, persepsi-persepsi dan
nilai-nilai yang mencakup kesadaran tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan
representasi diri yang mencakup identitas diri yakni karakteristik personal,
pengalaman. peran dan status sosial.
Secara
umum, Greenwald et al., dalam Campbell (1996:63) menjelaskan bahwa konsep diri
sebagai suatu organisasi dinamis didefinisikan sebagai skema kognitif tentang diri
sendiri yang mencakup sifat-sifat, nilai-nilai, peristiwa-peristiwa, dan memori
semantik tentang diri sendiri serta kontrol terhadap pengolahan informasi diri yang
relevan. Secara lebih luas, konsep diri dirumuskan sebagai skema kognitif atau
pandangan dan penilaian tentang diri sendiri yang mencakup atribut-atribut
spesifik yang terdiri alas komponen pengetahuan dan komponen evaluatif.
Komponen pengetahuan termasuk sifat-sifat dan karaktenistik fisik, sedangkan
komponen evaluatif termasuk peran, nilai-nilai, kepercayaan diri, harga diri dan
evaluasi diri global.
Konsep
diri mengandung makna penerimaan diri dan identitas diri yang merupakan
konsepsi inti yang relatif stabil Sullivan, dalam Leonard, (1995:34), dalam
situasi interaksi sosial konsep diri bersifat dinamis Capon & Owens,
(2001:90),
persepsi terhadap diri sendiri yang didasarkan pada pengalaman dan
interprestasi terhadap diri dan lingkungan dan struktur yang bersifat
multidimensional berkaitan dengan konsepsi atau penilaian individu tentang diri
sendiri. Konsep diri menggambarkan pengetahuan tentang diri sendiri yang
mencakup diri jasmaniah, diri sosial dan diri spiritual. Konsep diri jasmaniah
mencakup keadaan fisik, fungsi dan penampilan fisik. Konsep diri sosial
mencakup kecendrungan untuk menjalin persahabatan atau mengembangkan hubungan
dengan orang lain. Konsep diri spiritual mencakup keseluruhan kapasitas psikis,
keadaan-keadaan, dan disposisi seseorang.
Konsep
diri dapat mempengaruhi persepsi individu tentang lingkungan sekitar dan
perilakunya, sebagaimana dikemukakan oleh Jiang (2000:43) bahwa perkembangan
konsep diri dan percaya diri yang positif akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan sosial. Siswa yang memiliki konsep positif menjadi tidak cemas
dalam menghadapi situasi baru, mampu bergaul dengan teman-teman seusianya,
lebih koperatif dan mampu mengikuti aturan dan norma-norma yang berlaku.
Bahkan, siswa yang mempunyai konsep diri positif secara nyata mampu mengatasi
problem dalam kehidupan keseharian, cenderung lebih independent, percaya diri dan
bebas dari karakteristik yang tidak diinginkan seperti kecemasan, kegelisahan,
perasaan takut yang berlebihan, dan perasaan kesepian (Taylor, dalam Jiang,
2000:3 1).
Konsep
diri merupakan filter dan mekanisme yang mewarnai pengalaman keseharian. Siswa
yang menunjukan konsep diri yang rendah atau negatif akan memandang dunia
sekitar secara negatif. Sebaliknya, siswa yang mempunyai konsep diri yang
tinggi atau positif, cenderung memandang lingkungan sekitarnya secara positif.
Dengan demikian, sudah menjadi konsumsi umum bahwa konsep diri positif menjadi
factor penting dalam berbagai situasi psikologis dan pendidikan.
Konsep
diri sebagai pandangan yang dimiliki setiap orang mengenai diri yang terbentuk,
baik melalui pengalaman maupun pengamatan terhadap diri sendiri, baik konsep diri
secara umum (general self- concept) maupun konsep diri secara spesifik termasuk
konsep diri berkaitan dengan bidang akademik, karier, atletik, dan kemampuan
artistik, dan fisik. Konsep diri merupakan vrifikasi diri, konsistensi diri,
dan kompleksitas diri yang terbuka untuk interprestasi sehingga secara umum berkaitan
dengan pembelajaran (Black & Bomholt, 2000:15).
Mengacu
pada pengertian konsep diri, dirumuskan bahwa konsep diri merupakan gambaran diri,
penilaian diri, dan penenimaan diri yang bersifat dinamis, terbentuk melalui
persepsi dan interprestasi terhadap diri sendiri dan lingkungan, mencakup
konsep diri umum (general sel-concept) dan konsep diri spesifik (specifil
self-concept) termasuk konsep diri akademis, sosial dan fisik.
Menurut
Hurlock (1994:88) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image) individu
mengenai karaktenistik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial,
emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995 :2)
berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan
apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif
merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.
Persepsi
mengenai tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu
pemahaman mengenai konsep diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna
untuk meramalkan bagaimana seseorang itu akan bertindak, Ada tiga alasan
pentingnya konsep diri dalam menentukan perilaku seperti yang diungkapkan Clara
R Pudjijogyanti (1995:5) sebagai berikut :
1. Konsep
diri mempunyai peranan dalam mempertahankan keseluruhan batin. Apabila timbul
perasaan, pikiran dan persepsi yang tidak seimbang atau saling bertetangan satu
sama lain, maka akan terjadi situasi psikologis yang tidak menyenangkan.
2. Seluruh
sikap, pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi individu dalam
menafsirkan pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan berbeda antara
individu yang satu dengan individu lain dikarenakan masing-masing individu
mempunyai sikap dan pandangan yang berbeda terhadap dirinya.
3. Konsep
diri menentukan pengharapan individu. Pengharapan ini merupakan inti dan konsep
diri. Sikap dan pandangan negatif terhâdap kemampuan diri akan menyebabkan
individu tidak mempunyai motivasi untuk mencapai prestasi yang gemilang.
Berdasarkan konsep diatas disimpulkan
bahwa konsep diri banyak sekali para ahli yang membahasnya. Jadi konsep diri memang
sangat penting didalam diri siswa dalam mempelajari pelajaran di sekolah.
2.4. Hubungan Konsep diri dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pandangan dan penilaian
individu dengan konsep diri, yang akan mempengaruhi individu dalam bertingkah
laku ditengah masyarakat (Burns, 1993:59). Hunlock (1999:56) individu dengan
konsep diri negatif adalah individu yang mempunyai pandangan negatif terhadap
dirinya, ia menilai dirinya sebagai figur yang mengecewakan. Penilaian yang
negatif terhadap diri sendini akan mengarah pada penolakan diri, sehingga
individu akan cenderung mengembangkan perasaan tidak mampu, rendah diri, dan
kurang percaya diri. Individu merasa tidak percaya diri ketika harus berpartisipasi
dalam suatu aktivitas sosial dan memulai hubungan baru dengan orang lain.
Penolakan diri juga dapat memicu munculnya sikap agresif dan perilaku negatif,
sehingga individu menjadi tertutup dan kurang tertarik untuk menjalin hubungan
sosial dengan orang lain.
Berdasarkan uraian
diatas terlihat bahwa konsep diri seseorang, yaitu cara pandang dan penilaian
individu pada diri sendiri akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial
seseorang, terutama pada penyesuaian diri. Konsep diri yang positif cenderung
menimbulkan perasaan yakin terhadap kemampuan diri, percaya diri dan harga diri,
sehingga akan membuat individu bersifat terbuka mudah dalam melakukan relasi
sosial. Konsep diri yang negatif cenderung akan menimbulkan perasaan tidak
mampu dan penolakan terhadap diri sendiri, sehingga akan menyulitkan individu
dalam relasi sosialnya.
Hunlock (1994:96)
konsep diri adalah kesan (image) individu mengenai karaktenstik diri, yang
mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement.
R. Pudjijogyanti
(1995:2) berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang
menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku
negatif merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.
Apabila seseorang remaja gagal dalam pencapaian harga diri, maka ia akan merasa
kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Ia akan memandang dirinya
dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang remaja berhasil dalam mencapai
harga dirinya, maka ia akan merasa puas dengan dirinya maupun terhadap
lingkungan. Hal ini akan membuat ia bersikap positif terhadap dirinya.
Persepsi mengenai
tindakan yang mempengaruhi cara atau pandangan hidup, sehingga suatu pemahaman
mengenai konsep diri seseorang merupakan dasar yang sangat berguna untuk
meramalkan bagaimana seseorang itu akan bertindak.
Peran guru Bahasa
Indonesia juga tak lepas dari sorotan, mengingat guru merupakan tokoh sentral
dalam proses pembelajaran di kelas. Menurut Alfianto (2008:55), kemampuan guru
dalam pemahaman tujuan pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, dan
penyusunan serta penyelenggaraan tes hasil belajar cenderung masih kurang. Guru
Bahasa Indonesia juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa
yang langsung berhubungan dengan aspek keterampilan menulis, kosa kata,
berbicara, membaca, dan kebahasaan. Selain itu, siswa dan guru memerlukan bahan
bacaan yang mendukung pengembangan minat baca, menulis, dan apresiasi sastra.
Buku-buku pegangan bagi guru, terutama karya-karya sastra mutakhir dan buku
acuan yang representatif merupakan kendala tersendiri bagi guru. Koleksi buku
di perpustakaan yang tidak memadai juga merupakan salah satu hambatan bagi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
III. Penutup
3.1.
Simpulan
Dan
pembahasan makalah di atas disimpulkan bahwa konsep diri hasil dalam
pembelajaran bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Menengah Pertama adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Selain
itu, siswa dan guru memerlukan bahan bacaan yang mendukung pengembangan minat
baca, menulis, dan apresiasi sastra. Kurangnya buku-buku pegangan bagi guru,
terutama karya-karya sastra mutakhir dan buku acuan yang representatif merupakan
kendala tersendiri bagi guru. Koleksi buku di perpustakaan yang tidak memadai
juga merupakan salah satu hambatan bagi guru dan siswa dalam proses
pembelajanan di sekolah.
3.2.Saran
Untuk
tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh orang tua siswa, maka pendidik harus mengetahui
konsep diri yang ada pada diri siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Menggunakan cara yang membuat mereka tidak kebingungan untuk mempelajari tema
pelajaran yang dijelaskan oleh pendidik.
DAFTAR
RUJUKAN
Alfianto.2008.Peran Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka
Asyanti, S., Sofia ti, M., Sudardjo.
2002. Konsep Diri Siswa. Bandung :
Pustaka
Jaya
Davidoff, L.L. 1981. Konseps Diri Pada Siswa SMP. Alih
bahasa: Juniati, M.
Jakarta Erlangga.
Hurlock, RB. 1995. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Siswa. Alih
bahasa: Tjandrasa & Zarkasih. Jakarta: Erlangga
Hurlock.1994.Definition of image, fisic, social, and achievement. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Natawidjaya.1979.Pengertian Konsep Diri pada Siswa.Jakarta: Rineka
Cipta.
Rahmal. 1996. Pengertian Konsep Diri. Yogyakarta: BPFE
Rogers. 2001.Macam-Macam Konsep Diri pada Siswa. Alih bahasa: Tjandrasa &
Zarkasih. Jakarta: Eriangga.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar
Baru Algensido Ofiet.
Terimakasih Sudah membaca Makalah Konsep Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
Terimakasih Sudah membaca Makalah Konsep Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
0 Response to "Makalah Konsep Diri Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia"
Post a Comment